OCTAVANDY

Sunday, January 18, 2009

Antena wajanbolik


Bagian 1. Wajan

Wajan aluminium 38 cm. Rp. 40.000.

Pralon PVC 3 inci, sebagian dilapisi aluminium foil atau plat aluminium.

Dop / tutup pralon (2 buah). Satu dipasang didasar wajan, dibaut.
Satunya lagi untuk tutup bagian depan pralon, untuk tutup bagian depan ini diberi reflektor dengan aluminium foil atau plat aluminium yang dipasang / dilem didalam tutup.

Untuk menentukan titik fokus / titik api (F) wajan, gunakan rumus :
F = D2/16d
Titik F ini merupakan lokasi mulut kaleng atau panjang pralon yang terbuka (tanpa aluminium).
D adalah diameter wajan, dan d adalah kedalaman wajan.
Jika menggunakan wajan 38 cm: d=110mm dan F=82mm.
Panjang kaleng (3/4 lg) dan jarak USB Wifi dengan reflektor (Lg/4) ditentukan dengan rumus di :
http://www.saunalahti.fi/elepal/antennit.html
http://www.saunalahti.fi/elepal/antenna2calc.php
atau jika menggunakan pralon 3 inci: Dkaleng = 88 mm, 3/4 lg =213mm dan Lg/4 =53mm.
Pada contoh diatas panjang pralon menjadi 82 + 213 = 295mm.


Klem antena dan besi penyangga wajan dipasang dibelakang wajan.

Hasil akhir setelah wajan di cat hitam


Bagian 2. USB Wifi adapter

USB Wifi adapter TP-Link (Rp. 195ribu).
Bungkus dengan isolasi agar aman dari air hujan.


Pasang didalam, ganjal agar tidak goyang.
Letak USB wifi sesuai rumus diatas.


Bagian 3. Kabel
Ini yang sering menjadi masalah para pemakai wajanbolik, karena wajanbolik harus dipasang diatap rumah maka diperlukan kabel USB yang panjang. Bagian ini akan menjelaskan cara memperpanjang kabel USB dengan kabel UTP (biasa dipakai untuk jaringan LAN). Menurut teori, panjang kabel USB maximal adalah 5 meter (lebih dari ini akan terjadi power loss), padahal kebutuhan lebih dari 5 meter, untuk itu perlu mengakali agar kabel bisa diperpanjang hingga 15-20 meter.

Beli USB extension cable (kabel sambungan) Rp.5000, kupas tuntas konektornya (kabel-kabel buang semua, jangan dipakai), kabel UTP langsung disolder ke konektornya, dengan cara:

1. kabel +5V (kabel merah) = sambung dengan 2 kabel (oranye & oranye putih)
2. data - (kabel putih) = sambung dengan 1 kabel (hijau)
3. data + (kabel hijau) = sambung dengan 1 kabel (hijau putih)
4. kabel -5V (kabel hitam) = sambung dengan 2 kabel (coklat & coklat putih)
5. bodi / besi USB = sambung dengan 2 kabel (biru & biru putih)

Bodi jangan digandeng dengan kabel power negatif.
Kabel data+ & data- : gunakan satu (sepasang) kabel plintiran.
Tes dengan multitester (kalau ga punya ya pastikan aja ga salah nyambung), ujung satu harus sesuai ujung lainnya.
Tes dengan flashdisk (kalo salah sambung kan yang rusak flashdisknya (lebih murah) bukan USB Wifinya), kalau bisa berarti sudah benar sambungannya.
Tutup / lapisi dengan lem tembak (lem bakar) Rp.20-25ribu.

Kabel USB siap digunakan.

Kalau anda beruntung, kabel langsung bisa dipakai. Gambar kabel diatas panjang 15 meter, sudah lama digunakan tanpa masalah di PC rumah, laptop acer aspire dan HP pressario, tapi kabel tersebut bermasalah saat dipakai di PC teman (muncul pesan USB device not recognized), masalah ini dapat diatasi dengan menambahkan USB Hub yang ada power tambahannya (mahal harganya, 150-200ribu), atau gunakan USB Hub yang “BUS Powered”, saya memakai USB Hub 2.0 merek ePRO (tanpa power tambahan) Rp.50ribu.
Masalah ‘device not recognized‘ ini banyak dibahas diforum-forum internet, ada yang mengakali dengan menambahkan IC 7805 dengan injeksi power PSU 12 volt, ada juga yang langsung injeksi power dengan adaptor, tapi ini penuh resiko, USB Wifi gosong terbakar sampai USB komputer tidak berfungsi semua alias mati total.

Setelah diamati dan utak-atik sana-sini, ternyata kuncinya :

1. Kabel harus 5 jalur (Power +, Power -, Data +, Data - & Ground), kabel USB umumnya hanya 4 jalur / 4 kabel.
2. Kabel data (Data + & Data -) satu (sepasang) plintiran. Karena plintiran ini akan mereduksi ‘noise and crosstalk’.
3. Gunakan USB Hub versi 2.0 yang “BUS Powered” (dikemasan ada tulisan BUS Powered). USB Hub ini menggunakan kabel 5 jalur. Agar USB Hub yang anda beli pasti 5 jalur, pilih yang konektornya tipe miniB (tipe mini-B pasti 5 jalur).


Dengan power external

Tanpa power external

Wajanbolik siap digunakan

Modifikasi, dengan Wireless AP Client Router.

Wajanbolik sedang beraksi.

Thursday, April 07, 2005

PIT Batam

SECONDARY GLAUCOMA ET CAUSA INTRAOCULAR INFLAMMATION
Octav Andy Sanjaya, Fifin Luthfia Rahmi.
Department of Ophthalmology, Faculty of Medicine, Diponegoro University / Dr. Kariadi General Hospital, Semarang, Indonesia.

Abstract
Objectives :
To report the management of secondary glaucoma caused by intraocular inflammation.
Methods :
A case report of 13 years old boy with blurred vision on his left eye since 6 months ago. Visual acuity was 1/300, IOP was 59,1 mmHg and diagnosed as secondary glaucoma. The B-Scan showed turbidity in corpus vitreum with sharp edge, suggested as intraocular mass and considered to be enucleated. There was no mass appearance both in intraocular or extraocular according tomography scanning. The laboratory result showed mild leucocytosis. Observation was accurately conducted and we conclude that the correct diagnosed was intraocular inflammation and enucleate the eye can be avoided.
Result :
Antibiotic and high dose steroid was given to the patient such as dexamethasone 4 mg once daily and spiramycine 500 mg three time daily, a significant decreased of mass volume based on B-Scan was showed.
Conclusion :Mass like appearance in corpus vitreum was suggested as intraocular inflammation based on B-Scan result. Accurate observation and examination is important to avoid miss diagnosed.